Tuesday, October 31, 2017

RESENSI - RENUNGAN SANTRI - RUMADI

Agama Bukan Bencana

Judul           : Renungan Santri Jihad & Kritik Wacana Agama
Penulis         : Rumadi
Penerbit       : Erlangga
Cetak           : Januari 2007
Tebal           : 286 Halaman 
Resensiator  : Abdullah Khusairi

Dalam beragama tak seorang pun yang berhak mengklaim tafsirnya yang paling benar. Karena kebenaran hanya milik Tuhan, sedangkan manusia hanyalah mencari sebagian dari "kebenaran Tuhan" tersebut. (hal.69)

Kegagalan janji modernisme terhadap kebebasan dan pluralisme memunculkan keraguan, kekaburan dan ambiguitas. Kegagapan rasionalisme menyatukan dunia dalam damai membuat frustasi tingkat tinggi. Fundamentalisme muncul sebagai alternatif menjadi sebuah otoritas transedental  yang menjanjikan eskatologis surgawi. Inilah yang melahirkan sekte-sekte---dari drunken sufi hingga escape from freedom---sebagai corak keagamaan. Dan sebenarnya, ia merupakan mekanisme pertahanan diri (self defense mechanisme) ketika berhadapan dengan dunia yang penuh keraguan dan ambigu. 

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

Resensi
Cinta dan Iman 
Jadi Energi

Judul                     : Asmara di Atas Haram
Penulis                 : Zulkifli L. Muchdi
Penerbit              : Erlangga
Cetak                    : Maret 2012
Tebal                     : 466 Halaman
ISBN                      : 978-979-099-835-3


Konsep hidup kita akan berbeda-beda, sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki. Kita berpegang pada keyakinan, juga pada pola pikir yang kita bangun. Ia dipengaruhi oleh pengetahuan, agama, lingkungan dan juga cita-cita yang kita inginkan.

Namun demikian, jika kita tanya ke dalam lubuk hati kita, apa yang kita cari dalam hidup ini? Filosof Yunani, Aristoteles (384 SM – 322 SM) pernah menjawabnya, manusia hidup mencari kebahagiaan. Kebahagiaan seperti apakah yang dicari oleh manusia? Jawabannya, kembali lagi kepada, apa pola pikir yang dibangun, apa agama, apa pengetahuan, dan seterusnya. Semua itu, menjadi modal untuk membangun watak seseorang. Sadar tidak sadar, ia akan digolongkan dalam paham kehidupan, idealisme, hedonisme, materialisme, sosialisme, dan sebagainya.

Monday, October 30, 2017

RESENSI - ANDIKA CAHAYA - DARMAN MOENIR

Main Aman
Demi Kekuasaan

Judul              : Andika Cahaya
Penulis            : Darman Moenir
Penerbit          : AKAR Indonesia
Cetak              : Februari 2012
Tebal             : 234 Halaman
ISBN               : 978-979-9983-95-4

Kekuasaan itu sesungguhnya jahat tetapi dibutuhkan (power is devil but necessary). Kekuasaan itu cenderung disalahgunakan, sekecil apapun kekuasaan itu. Oleh karenanya, agar kekuasaan tidak disalahgunakan mutlak diperlukan pengawasan. Jika pengawasan sudah mati atau mungkin jadi kekuasaan baru, maka yang terjadi adalah kesewenang-wenangan.

Novel ini adalah pintu masuk melihat kekuasaan dipermainkan oleh segelintir tokoh yang mendapatkan kesempatan memegang kekuasaan di berbagai lini di dalam sebuah museum. Museum yang berisi benda-benda antik, dibeli dengan cara yang antik pula. Di sini, kekuasaan berlaku mangkus untuk berbuat apa saja tanpa pengawasan. Kepala Museum (Museum) begitu piawai memainkan peran sebagai pemegang kekuasaan.

Saturday, October 28, 2017

METODE TAFSIR TAHLILI

METODE TAFSIR TAHLILI

ABDULLAH KHUSAIRI 

     Pendahuluan
Salah satu dampak positif dari pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama yang diduga menistakan agama oleh sebagian golongan ummat Islam adalah tafsir-tafsir al-Quran dibicarakan di ruang publik secara terbuka. Khususnya Surat al-Maidah ayat: 51.[1]
Terlepas kepentingan politik praktis kekuasaan yang telah mengitari persoalan penafsiran surat al-Maidah ayat: 51 tersebut, yang jelas di panggung publik, media massa dan media sosial, tafsir al-Quran khusus ayat-ayat yang berkenaan dengan kepemimpinan telah disuarakan secara lantang. Persoalan serupa ini memang sering muncul dalam kontestasi politik menjelang dunia suksesi di daerah bahkan dalam Pemilihan Presiden.[2]
Walau pun akhirnya, memang pendalaman kajian tafsir harus terus dipaparkan kepada publik agar tidak terjebak dalam logika sempit dan menjauhkan simpati dan menegasi keberagaman dan al-islam al-rahmat al-amin.[3]

Thursday, October 26, 2017

RESENSI BUKU Sejarah Air Mata Orang Muda

RESENSI BUKU
Sejarah Air Mata Orang Muda

Judul                     : Anak-Anak Revolusi 1-2
Penulis                 : Budiman Sudjatmiko
Penerbit               : PT. Gramedia
Cetak                    : 2013 - 2014
Tebal                     : 473 + 575 Halaman
ISBN                      : 978-602-03-0277-4
ISBN                      : 978-602-03-0277-5
Resensiator           : Abdullah Khusairi

Sekecil apapun sebuah perjuangan akan tetap membutuhkan pengorbanan. Apalagi perjuangan besar, meruntuhkan rezim kuat sedang berkuasa. Alangkah banyak pengorbanan yang harus dibayar. Bukan hanya waktu, pikiran, tenaga dan bahkan nyawa menjadi taruhannya.

Perjuangan melawan rezim berkuasa, membebaskan rakyat dari belenggu tirani, merupakan agenda besar. Tak cukup energi anak muda semata, mesti ada banyak faktor pendukung. Energi anak muda yang teruji, miliki idealisme yang matang, mental yang terasah, juga nalar yang luas. Dan sesungguhnya, pergerakan membutuhkan kecerdasaan dalam semua hal.

Dua buku ini ditulis dengan cara mengisah dari sudut paling personal. Kisah perjalanan hidup seorang anak muda yang syarat dengan perjuangan. Awalnya hanyalah penolakan terhadap kenyataan dari sesosok mayat yang mengejutkan. Seorang kakek yang tergantung, bunuh diri karena tidak sanggup melanjutkan penderitaan hidup. Inilah titik pertama ketika rasa iba, marah, takut, juga kecamuk pertanyaan tentang kehidupan dimulai. Realitas ternyata memiliki perbedaan yang lebar dengan idealitas. Maka muncullah pertanyaan yang menumbuhkan daya kritis dan tajam terhadap persoalan sosial. Siapa semestinya bertanggung jawab ketika nasib dikebiri keadaan?

Sebagai autobiografi, buku ini tidak sekedar menceritakan perjalanan semata. Lebih jauh dari itu, ia diperkaya dengan peristiwa perjuangan yang mengitarinya. Sesungguhnya, munculnya sikap perlawanan terhadap tirani, karena kesadaran terhadap lingkungan memang diasah sejak kecil. Itu semua ternyata berkat dari pengetahuan yang memang telah diisi dengan tekun. Modal awalnya, rajin membaca, diskusi, peka terhadap keadaan, mental yang diasah dan tumbuhnya emosi dalam bentuk empati.

RESENSI BUKU - JURNALISME DIGITAL

RESENSI BUKU             
Mari Cerdas Bermedia Massa

Judul               : Jurnalisme Era Digital
Penulis            : Ignatius Haryanto
Penerbit          : Kompas
Cetak              : 2014
Tebal               : xxvi + 254 hlm
ISBN                : 978-979-709-827-8
Resensiator    : Abdullah Khusairi

Kebohongan telah menyebar ke seluruh dunia, sedangkan kebenaran baru bersiap-siap memakai celana. Demikian dikatakan pelopor berita radio dan TV, Edward R. Murrow, yang dinukilkan Bill Kovack dan Tom Rosenstiel dalam buku Blur; Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi (2012).

Pernyataan itu disampaikan dalam konteks kecepatan informasi yang tidak berbanding lurus dengan ketepatan. Sebuah pernyataan cemooh atas kecepatan yang tidak mempertimbangkan akurasi. Padahal, inti jurnalisme adalah verifikasi demi akurasi kebenaran pesan. Apakah ada kesempatan verifikasi ketika kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan? Bill Kovack dan Tom Rosenstiel sedang mengajak publik memiliki kesadaran dalam menerima kebenaran di tengah era banjir informasi. Sadar atas nalar media ketika mencari, mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi. Hendaknya, publik cerdas menerima, mengetahui dan memahami esensi dari informasi yang disampaikan.

Informasi yang hari ini berseliweran di media massa dan media sosial semakin memperlihatkan, persoalan kebenaran informasi harus ditelaah beberapa kali. Media massa memang memiliki seperangkat aturan jurnalisme, mulai dari perangkat paling filosofis, teknis dan etis. Tetapi media sosial, nyaris bebas dari ikatan itu. Siapa saja dapat menyampaikan informasi, dibaca siapa saja dan lepas. Mereka yang melek informasi bisa langsung mencari informasi pembanding sementara pada sisi lain, sebagian publik langsung percaya saja pada satu sumber yang datang.

Monday, October 23, 2017

SOME PROBLEM IN QUALITATIVE AND CASE ANALYSIS

____R E S U M E____

Some Problem in Qualitative and Case Analysis
METHODS IN SOCIAL RESEARCH
William J. Goode

ABDULLAH KHUSAIRI
  

BAGIAN 19.
BEBERAPA PERMASALAHAN DALAM
KUALITATIF DAN KASUS ANALISIS

Pada dasarnya semua ilmu memiliki sandaran dasar yang sama dalam penelitian. Sebagai seorang peneliti harus mampu membaca watak-watak keilmuan dalam setiap ilmu ketika akan meneliti. Apalagi sebagai seorang sosiolog, tuntutan agar membaca metode ilmiah setiap disiplin ilmu. Sekadar misal, ketajaman seorang psikiater dalam melihat ekspresi orang yang menderita skizofrenia di tengah sistem dan struktur ekspresi akan berbeda dengan seorang sosiolog. Tetapi seorang sosiologi tentunya mampu membaca dan menemukan prediksi dalam situasi sosial dalam berbagai situasi. Situasi masyaraka yang aman dan kacau, bagi sosiolog akan mampu membaca keadaan secara keilmuan. 
Persoalan di atas bisa saja membuat para peneliti menolak dikotomi kualitatif dan kuantitatif. Secara umum, sebab seorang peneliti mesti mendalami presisi, keandalan dan relevansi data dan analisis. 1). Bagaimana ketepatan pengamatan, 2). Dapatkah ilmuwan lain meneruskan dan mengikuti model penelitian dan pengamatan tersebut pada masa berikutnya, 3). Pengumpulan data untuk memenuhi kewajiban menjawab pertanyaan dan meyakinkan kesimpulan.
Perkembangan penelitian seperti ini telah terjadi di berbagai bidang, seperti identifikasi, variabel, guna meningkatkan presisi dari pertanyaan yang digunakan dalam jadwal, dan pemahaman yang lebih baik dari teknik wawancara, antara lain. Persoalan penelitian adalah persoalan mencari kebenaran melalui metode yang tepat. Apapun pendekatannya, tujuannya mestilah sama, hasil penelitian dapat dilakukan kembali oleh peneliti sesudahnya. Serta hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.

Sunday, October 22, 2017

MAKALAH HADITS

HADITS – HADITS
LARANGAN TASYABUH
TERHADAP UMMAT YAHUDI & NASHRANI

ABDULLAH KHUSAIRI 


A.  Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial diciptakan berbeda-beda dan dianjurkan saling kenal mengenal.[1] Proses kenal mengenal itu tentunya membentuk interaksi, yang secara sadar maupun tidak sadar, akan saling memengaruhi pandangan, sikap dan perbuatan.
Anjuran saling kenal mengenal ternyata dibatasi pula dengan peringatan agar tidak meniru dan menyerupai kaum yang dikenal. Apalagi terpengaruh dan hanyut alam pikiran dan budaya yang dikenal tersebut. Di sini, disikap seorang muslim dituntut punya prinsip-prinsip teguh untuk tetap berada ajaran Islam.
Peringatan untuk tidak menyerupai atau meniru ummat lain, dalam hal ini, Yahudi dan Nashrani sudah diterangkan dalam al-Quran.[2] Kemudian dijelaskan pula dalam beberapa hadits. Para ulama hadits telah mengkaji lebih dalam persoalan tasyabbuh dalam hadits. 
Makalah ini mencoba menelusuri seputar hadits-hadits mengenai penyerupaan (tasyabuh), memaparkan konteks dan teks hadits dan pendapat para ulama hadits, sehingga diharapkan dapat memberikan pemahaman baru terhadap penyerupaan terhadap agama lain.

Saturday, October 21, 2017

BANI ABBASYIAH

ABBASIYAH
Resume Ensiklopedia
OLEH
ABDULLAH KHUSAIRI
SAEFULLAH ABU BAKAR

Approaches and Methodology of Islamic Studies 

Abbasiyah adalah sebuah dinasti dari Bani Abbas, pada masa klasik dan pertengahan. Lebih terkenal disebut Bani Abbasiyah. Daulah ini melanjutkan kekuasaan Bani Umayyah. Dinamakan Bani Abbasiyah karena pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya, Abu Abbas as-Saffah.

Pada Daulah Abbasiyah inilah sebagai puncak keemasan pencapaian peradabaan Islam. Kehadirannya, dihitung dalam sejarah sejak 132 H/750 M s.d 656 H/1258). Bila dirinci, 508 tahun atau 5 abad lebih. Artinya, paling tidak, daulah ini eksis hingga 8 keturunan. Tentu saja, ini waktu yang sangat panjang dan lama, sebelum kekuasaan dan peradaban beralih ke panggung belahan dunia yang lain.

Friday, October 20, 2017

Aneka Pendekatan Studi Agama

RESUME
Aneka Pendekatan Studi Agama
Peter Conolly (ed.)

ABDULLAH KHUSAIRI
MUHAMMAD ZAINUL HASAN SYARIF

       I.            Pendahuluan
Perkembangan ilmu-ilmu sosial telah memberi kesempatan besar dan terbuka bagi bidang penelitian studi agama. Kesadaran atas saling hubung kait antara satu ilmu sosial yang satu dengan yang lain, telah membuat studi berkembang pesat. Khusus studi agama, kini banyak pendekatan telah dilakukan, mengingat studi agama tidak bisa serta merta bisa total bilamana dipelajari dari sisi saja.
Di antaranya adalah pendekatan antropologis, feminis, fenomenologis, filosofis, psikologis, sosiologis dan teologis. Dari sekian banyak metode pendekatan dalam studi agama, memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing sesuai dengan sudut pandang para ahli yang berkompeten dalam bidangnya. Pada kesempatan kali ini, kami akan menguraikan penjelasan tentang semua pendekatan itu baik dari pendekatan antropologis, feminis, fenomenologis, filosofis, psikologis, sosiologis dan teologis.

Monday, October 16, 2017

Wawancara Online Uni Tilla Balaibahasa Padang

Siang Abdullah.

masih bisa uni mintak tolong menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Apa yang melatar belakangi Abdullah terjun sebagai penulis karya sastra.

Masa kecil saya sangat sulit mendapat buku bacaan, sementara saya memiliki keingintahuan yang begitu tinggi. Entah mengapa, saya tak mengerti. Sehingga saya membaca apa saja, termasuk kertas bungkus bawang, ketika emak pulang belanja. Kerja saya masa kecil banyak membaca. Sesekali saya mendapat kiriman bacaan dari paman yang sedang kuliah di kota Jambi (181 km dari Sarolangun). Bacaan itu berupa majalah Bobo dan Ananda. Kalau paman pulang libur semester, di kamarnya, saya membaca Tabloid Bola, Tabloid Monitor, Tabloid Senang, Tabloid Bintang, Tabloid Nova dan Ceria. Pada majalah-majalah inilah saya sudah ketemu dengan esai Emha Ainun Najid, Seno Gumira Adji Darma, WS. Rendra, ZaraZetira, dll. Kamar paman adalah surga bagi saya. Syaratnya, rapikan kembali. Sedangkan di kamar Mak Cik saya juga, ada banyak buku yang tidak dijualbelikan dari Depdikbud, berupa buku cerita, dongeng, saya membaca di situ. Di sini, saya ketemu dengan karya Montiqobusye. Itu buku dari kantor kakek, yang guru Madrasyah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sarolangun. 

Wednesday, October 11, 2017

possibilités d'apprentissage

Je suis content d'avoir eu l'occasion d'apprendre un peu le français. Je ne sais pas trop comment écrire et le dire. Ça a l'air bizarre. Première classe dans la salle de théâtre, nous avons rencontré Madame Solenn, qui a été nommée pour être un tuteur. La première réunion était impressionnante.

Maintenant, apprenez la langue sanya gâchée par l'électrique traduire de google. Même si nous savons très bien, il y a des faiblesses qui vont se produire. Mais ignorez-le d'abord. En plus de google, il y a aussi youtube, où tontontan recherche en ce qui concerne la langue française.

Saturday, October 7, 2017

Doktor Tambo Menggugat

Penulis Buku Menggugat Pemahaman Tambo Minangkabau, Dr. Sheiful Yazan, M.Si membacakan gugatannya terhadap fenomena kehidupan di Minangkabau kekinian, saat Peluncuran buku terbarunya, Menggugat Pemahaman Tambo Minangkabau.

“Kenapa harus Minang Book Fair, Minang Mart, kenapa tidak Pesta Buku, Pasar Buku, Lapau Minang, lihat di jawa sana lokalitas sudah digalakkan sedemikian rupa,” kata Dr. Sheiful Yazan, M.Si Tuanku Mangkudun, ketika Peluncuran Buku terbarunya, di arena Minang Book Fair, Masjid Raya Sumbar, Kamis (2/2/2017) Malam.

Friday, October 6, 2017

Berdemokrasi di Tengah Rasa Lapar

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG 

Masihkah ada harapan hidup lebih baik dan bahagia dari suksesi demi suksesi dengan dalil berdemokrasi? Apakah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 ini membawa kemashlahatan kepada umat? Dua pertanyaan yang bisa dipandang sangat pesimis terhadap sistem berdemokrasi kita pada hari ini.

Sulit dibantah, di atas kertas, sistem demokrasi bak bunga-bunga di tepi jurang. Dilihat indah diambil susah dan berbahaya. Demokrasi menjanjikan keindahan dan harapan di masa depan, tetapi sejauh sistem ini dijalankan, suksesi berlangsung, senyatanya tak banyak membawa perubahan menuju cita-citanya. Alih-alih menjadi kenyataan dari janji-janji para kontestan, yang terealisasi hanyalah perebutan kekuasaan dan melanggengkannya.

Thursday, October 5, 2017

Membangun Citra Positif Polri

Sebuah Strategi Menguasai Media Massa & Media Sosia

 Bukalah situs Youtube.com, domain penyedia sarana siaran video gratis di internet dengan key word “Polantas”, akan ditemukan beberapa video yang mungkin saja mengagetkan. Umumnya video tentang Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang direkam entah oleh siapa, lalu diunggah sehingga setiap orang bisa menonton, setiap waktu, dimana saja. Konten tontonan itu sungguh membuat citra baik polisi tercoreng. Karena ada oknum-oknum Polantas yang nakal memermainkan hukum di lapangan.

Wednesday, October 4, 2017

Ahmadiyah Qadian dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya

RESUME DISERTASI

Ahmadiyah Qadian dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya:
Kajian Tentang Agama di Ruang Publik
Disertasi Jufri Alkatiri UIN 2014
Oleh:

Abdullah Khusairi
NIM. 31161200000061



I
Konflik sosial yang berlatarbelakang agama dalam sejarah kehidupan manusia telah membuat banyak darah ummat tumpah ke tanah. Alasan keyakinan memang sangat efektif untuk membawa klaim kebenaran kepada pihak di luar dirinya. Ini seiring dengan pendapat Peter L. Burger, agama adalah alat legitimasi kebenaran dan menekan pihak lain yang berbeda pandangan dan kepentingan.
Karen Amstrong menyebutkan, sejarah perang suci (Holy War) antar ummat agama yang terjadi membuat konflik panjang tak berujung. Benih-benih konflik sewaktu-waktu bisa tumbuh, mekar dan pecah menjadi perang berkepanjangan. Perang Salib contoh yang nyata dari sekian banyak contoh-contoh kecil.

Monday, October 2, 2017

ORANG MERU

 Sebuah karya sastra yang terkumpulkan:
Orang Meru (Erka, 2017)

About My Name


We call him Grandfather Puyang. Have a library. Five bookcase room of his house in Kampung Masjid. The book consists of books of Arabic-speaking Arabic and jawi Malay. People call it, the Yellow Book. The themes of the book are varied, ranging from Fiqh to mysticism, from worship to muamalah. Complete.

The House where we play in childhood. Home places meets a lot of relatives. I will meet with the small brother and played there the day saban, if there was a family event.

After the great, after the House and the room did not exist, I can guess, that is the source of his inspiration in making the names of the children of his grandson. Including me.

Di Bawah Naungan Merah Putih

^^Hasan Subang Lamanepa Putra Timor Leste di Padang^^

Darahnya berdesir, jika melihat seseorang mempermainkan bendera merah putih. Sebab, masa lalunya penuh keringat dan darah untuk memilih hidup di bawah naungan merah putih. Berpisah dengan sanak saudara, bercerai-berainya kehidupan.

ABDULLAH KHUSAIRI – PADANG

Itulah Hasan Subang Lamanepa (25). Seorang anak bangsa yang memilih untuk berpisah dengan kedua orang tuanya, pasca konflik bercerainya Timor Leste dari ibu pertiwi. Ia pergi dengan segenap kecewa.

“Terdampar ke Padang tak pernah terpikirkan sebelumnya, nasib ternyata menghanyutkan,” kenang Achang, demikian ia akrab disapa. Terbesit di matanya, kerinduan atas tanah kelahiran di Timor sana. Kenangan yang tak pernah mudah hilang. Rumah yang dibakar massa, mengungsi berbulan-bulan, pahitnya kehidupan, dan seterusnya.


Tak terasa, sudah 11 tahun lebih ia pergi dari pangkuan orang tua. Itu semua hanya karena konflik berkepanjangan demi harkat martabat Merah Putih di tanah Leste.

Tragedi Tabloid Charlie Hebdo

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG

Agak sulit mencari alasan yang masuk akal atas penembakan di sebuah kantor surat kabar seperti yang terjadi Paris, Prancis itu. Sebab pembunuhan yang dilakukan tanpa proses hukum dengan dalil apapun tidak bisa dibenarkan secara manusiawi. Kalaupun akhirnya harus dikaitkan dengan produk kreatif karikatur yang diproduksi tabloid tersebut, maka yang dapat ditarik ke ranah analisis; keyakinan jika tidak hati-hati bisa membutakan akal!

Teror bisa terjadi kepada siapa saja dari mereka yang tersakiti dan tidak mendapat kesempatan untuk membalas kekalahan. Teror adalah perlawanan dalam bentuk lain ketika menyadari kekuasaan tak terlawan. Inilah cara paling pengecut!

Tenggelamnya Kapal Ikan Asing

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG

Ide dasar judul tulisan ini tentu saja dari Novel Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938). Tapi ini bukan fiksi tapi fakta yang diekspos media massa, kapal asing yang tertangkap aparat pemerintah lalu dibakar dan ditenggelamkan karena telah melakukan penangkapan ikan secara tidak sah (illegal fishing) di wilayah Indonesia. 

Ada yang mencibir dan ada yang memuji atas tindakan berani Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti ini. Mencibir karena dianggap hanya pencitraan. Katanya, bukan kapal yang dibakar tapi perahu nelayan malang dan miskin dari negeri lain. 

Itupun hanya beberapa saja, yang lain masih dibiarkan. Macam-macam. Selalu saja ada alasan untuk bila tidak setuju dengan satu tindakan dari seseorang yang sudah sejak awal memang tidak disukai. 

Ada yang memuji tindakan berani tersebut. Katanya, untung ada kebijakan berani serupa itu, selama ini tak banyak yang diketahui. Sewaktu pemerintahan sebelumnya, banyak juga yang ditangkap tapi tidak terekspos apalagi dibakar dan ditenggelamkan. Dipuji karena berani menegakkan kedaulatan negara di laut. Walau baru beberapa, tapi sudah melakukan sebuah tindakan demi kedaulatan, patutlah diapresiasi. 

Jurnalisme Online Situs Radikal

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG 

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) memblokir 22 situs berita yang diduga menyebar informasi tentang radikalisme. Kebijakan ini atas dasar rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dipandang dari sisi kebebasan pers, inilah langkah yang lancang. Namun bukan berarti langkah Kemkominfo ini tak perlu diapresiasi, ketika dilihat dari sisi ilmu jurnalistik dan standar sebuah lembaga pers yang ideal sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Sayangnya Kemkominfo begitu cepat mengambil sikap sebelum meminta pandangan Dewan Pers. Begitu pula Dewan Pers, sejauh ini bisa dipandang masih begitu lemah melakukan gerakan cerdas bermedia, dalam arti cerdas mendirikan, profesional menjalankan, juga pencerdasan terhadap publik dalam mengonsumsi media online.

Dakwah Entertainment dan Sertifikasi Mubaligh

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG

Menteri Agama Republik Indonesia, Lukmanul Hakim threw a discourse of certification for missionaries. Certification is meant so that the pulpit of the mosque does not become a place to spread hatred and mischief. Those who go up to the pulpit must be selected. Not just people.

Actually this is an old discourse, which has been discussed many times among practitioners, observers and academics in the seminar room of the Da'wah Science. But this discourse has never reached the meeting point, so it can not yet establish a certification system and any agency that has the competence to do so. There are thoughts, religious organizations like MUI, Muhammadiyah, NU, Perti, Persis, who manage. Plus with educational institutions, such as the Faculty of Da'wah and Communication Science and Ushuluddin Faculty. Again, these are still unrealized.

Benediction in the cabin AirAsia one Day

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG

Towards anchored at Kuala Lumpur International Airport (KLIA), flight attendants remind passengers to remain in their seats. The weather is very bad. The plane shook strong many times. Kuala Lumpur city looks from above, sparkling in the rain. 

That night, in the cabin, passengers pray with pale of face. There is also crying and hysterically, fear has come to crown. The pilot had tried some for landing in the rain storms and lightning, but to no avail. Finally, he decided to return to Penang International Airport. 

So a bit of experience AirAsia plane, on a journey of journalism at the invitation of the Malaysian Tourism Board (MTB), 21-24 July 2005. It's been a long time, but remembered since Sunday (29/12) morning, as news of AirAsia plane lost contact QZ8501 in Surabaya-Singapore trip.

AirAsia to sponsor the grand event, Malaysia Mega Sale Familiarisation Programme 2005. The airline carries the invitation, which is composed of businessmen, entrepreneurs, journalists, from various countries to participate in an event, know better the world tourism neighboring country. Malaysia reached a vision, as heaven asia (trully asia).

As one of the invitations, along with several journalists from Padang, I felt immediately fly with AirAsia Padang-Kuala Lumpur-Penang, commute. Up airline that carries the motto now everyone can fly, it feels no different to other airlines. Although known as airlines, low cost carriers.

However, with the brand as a cheap plane ticket, service in the cabin is limited. Unlike the previously known, with the physical plane tickets like a book. Printed lux. AirAsia change, just a piece of paper, choose your own seat on arrival in the plane, in the cabin, food orders charged.

Initially, feeling bad weather through the sky, is the usual despite fears. But the experience that night, very scary. Is still felt. The more so when looking at the television screen QZ8501 evacuation process. Death is so close, but death remains a mystery.

Cerdaslah Memilih Media Online

ABDULLAH KHUSAIRI - PADANG


Zaman android yang serba mudah dan indah ini, mengakses informasi semudah menggerakkan jari di layar sentuh seluler. Sayangnya, kemudahan ini tidak dibarengi kesiapan literasi media massa, sehingga informasi diterima tanpa penyaringan yang layak.

Dampaknya adalah menyebarnya informasi bohong dan bodong. Dunia pun banjir informasi. Membawa sampah-sampah kepentingan sesaat orang-orang tak bertanggung-jawab atas informasi yang disebarkan. Sampah-sampah penetrasi kepentingan politik dan ekonomi orang-orang yang memperkuda kebodohan pengguna android. Menjadi semacam jarum hypodermic yang menyuntik tapi tak terasa sakit dan tak disadari, demi mencapai tujuan kepentingannya.

Bagi mereka yang tidak punya literasi media massa memadai, akan menelan bulat-bulat informasi yang diluncurkan. Sialnya lagi, menyebarkan kembali dengan penuh keyakinan atas kebenaran berita yang didapatkan. Inilah yang membuat runyam.

Literasi Media
Literasi media adalah, kemampuan memahami, menganalisis kebenaran informasi dan media yang menyebarkan. Kritis terhadap siapa yang membuat informasi, dimana ia dapatkan, untuk apa ia melakukannya, serta lalukan verifikasi setiap informasi yang didapatkan. Apalagi media online yang simpangsiur menjadi viral di media sosial.

Secara sederhana,  setiap media, baik online, cetak maupun elekronik, memiliki peran produksi informasi. Ada kaidah jurnalistik yang dipakai, serta kode etik jurnalistik dalam mendapatkannya. Setiap media yang resmi, memiliki badan hukum, tim kerja redaksi, bertanggung jawab atas kerja jurnalistik yang dilakukan setiap hari. Profesional dan siap melayani hak jawab. Sebagaimana diatur dalam UU Pers No. 40 Tahun 1999.

Sementara itu, kini muncul media online yang tidak memiliki reporter, kerjanya hanya copy paste dari media mainstream, lalu merobah judul lebih provokatif. Nama media online yang dipakai kadang-kadang juga mendompleng nama media cetak --- ini sudah memerlihatkan itikad buruk. Jika tidak memerhatikan dengan seksama, mudah sekali publik akan terbawa arus informasi yang keliru. Itikad berberita kadang-kadang tampak jelas, hanya menyebarkan kebencian, kedengkian, serta muatan politik yang kental. Bagi publik yang cerdas bermedia tidak akan menggunakan media serupa ini sebagai referensi informasinya.

Sikap kritis terhadap media online melalui literasi media sangatlah penting agar tidak membawa kesesatan lebih lanjut. (lihat Q.S: al Hujurat: 6)

Informasi yang menyesatkan hanya menjadi arena pembodohan serta bisa jadi membawa petaka. Perang sering kali dimulai dari kegagalan komunikasi dan informasi. Inilah yang harus dipertimbangkan.

Kemampuan mengkonsumsi informasi memang berhubungkait dengan kemauan, kemampuan serta kepentingan. Artinya, setiap orang memiliki segmen informasi yang berbeda. Namun demikian, kita akan dinilai oleh orang lain, konsumsi dari media informasi yang salah akan membawa kekeliruan mendasar dalam membangun konstruksi kebenaran faktual.

Mereka yang mengerti seluk beluk informasi yang diproduksi dengan profesional akan selalu membaca dan membagikan informasi melalui media online resmi pula. Sementara itu, bagi yang tidak mengerti, mungkin juga karena terlibat dalam kepentingan terhadap informasi, akan membagikan informasi sungguhpun dari media online yang abal-abal. (Lihat Komentar, Jurnalisme Online Situs Radikal, SINGGALANG, 6 April 2015)


Informasi adalah asupan pengetahuan untuk penalaran. Kamu adalah apa yang kamu makan, begitu kata orang kesehatan. Kamu adalah apa yang kamu baca, begitu pula kata orang akademik. Media online, kini bak kecambah tumbuh di musim hujan. Bacalah dengan seksama, tetaplah kritis terhadap informasi yang datang dan media online yang dibaca, pilih media online yang profesional dalam memroduksi karya jurnalistik. Jangan yang media abal-abal, kalau tak ingin disebut sebagai pembaca abal-abal. Jangan sebar informasi palsu, ingat UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE) No. 11 Tahun 2008 yang selalu mengintai. Begitulah kiranya, agar selamat dalam era banjir informasi ini. Salam. [] DITERBITKAN DI HARIAN SINGGALANG