Monday, December 29, 2008

BUKABUKU-PADEKMINGGU

Goltam


Abdullah Khusairi, MA


Abdullah khusairi10Sulit sekali menghentikan pro kontra fatwa haram Golput yang akhir-akhir ini makin hot. Seorang teman sudah mulai mengakali jika memang difatwa haram, maka ia akan segera Goltam. Golongan Hitam. Walau dalam simbologi, hitam adalah simbol kejahatan, putih simbol kebaikan, toh pilihan hitam lebih seksi. Hitam itu seksi. Bagaimana?


"Oi. Ini politik bung! Tak ada hitam putih. Semua abu-abu." Pesawat baru saja terbang datar setelah take off dengan mulus. Saya duduk di pinggir. Dekat pintu. Percakapan antar penumpang sepertinya mengusir rasa takut dari burung besi ini.


"Lha. Ada banyak warna sekarang Kalau dulu cuma kuning, merah, hijau, kenapa dikatakan abu-abu. Apa anda sudah buta warna."


"Saudara tampaknya harus kuliah di ilmu politik. Baru bisa mengerti apa yang saya katakan."



"Eh. Sekarang, di kancah politik itu, jarang jebolan ilmu politik. Jebolan ini melahir banyak akademisi dan pengamat politik mutakhir," ujar saya menjajal.

"Negeri ini memang tidak akan menjanjikan kehidupan, nasib, pendidikan, akan linear. Boleh jadi anda pengusaha, pengangguran, atau apa saja, kalau nasib berpihak, presiden pun bisa jadi." Bukan main ia lancar membalas. Yakin dan mantap.

"Ya memang begitu. Ini juga menyangkut garis tangan," jawab saya ketus.


Ia tersenyum. Tampak banyak sekali yang ingin disampaikannya. "Makanya aktiflah untuk ikut jadi Caleg. Aktif juga ikut ujian CPNS. Kedua-duanya saya ikut. Setiap tahun ikut ujian CPNS, sekali lima tahun, cari-cari partai untuk ikut caleg. Mujur, selalu jadi caleg." Seperti ada kemenangan dalam dadanya.


Saya terperanjat mendengar celotehnya. "Bagi saya, Caleg dan Capeg. Dua lowongan strategis yang harus diperebutkan diikuti," sambungnya bersemangat.


Saya geleng-geleng kepala. Pernah dibayangkan, kalau anggota legislatif adalah orang-orang yang pernah mendapat proses politik dengan matang di tingkat partai dan pendidikan yang pernah dilaluinya. Tapi itu hanya bayangan saja. Sesekali juga terbayang jika aparatur negara dibayar dan dikontrak sesuai dengan jejak rekam prestasi. Atau berdasarkan permintaan. Lalu dibayar mahal, sesuai dengan kecakapan.


"Ini sebenarnya peninggalan Belanda dan sejarah kerajaan. Sesiapa yang sudah dekat atau masuk lingkaran kekuasaan pemerintahan, maka ia warga kelas nomor satu. Maaf, anda tidak termasuk itu. Saya beruntung sudah menuju ke situ."


Saya mencoba tersenyum. Walau agak berat. Tapi saya melihat tiba-tiba ke wajahnya. Rasa-rasanya, ia tidak saja akan Golput. Kemungkinan ia akan Goltam.


"Saudara menyebut saya Goltam." Tiba-tiba ia tahu jalan pikiran saya. Saya kecut.


"Tidak. Sama sekali tidak. Hanya saya berpikir, betapa menariknya aktivitas anda dalam lima tahun sekali dan sekali dalam setahun sekali itu."


"Bagaimana lagi. Tampaknya itu pula garis tangan saya. Tapi saya tak akan rela disebut Goltam." Ia tampak masam.


"Tidak akan. Kecuali kalau terjun di atas awan yang putih itu," ujar saya dengan nada berseloroh sambil mengajak matanya memandang keluar jendela. Awan bergumpalan sejauh mata memandang. Jauh di ujung sana, ada awan hitam. Beralih ke wajahnya, saya melihat raut wajah ketakutan dan kegamangan. Bukan karena awan hitam nun jauh itu, namun ada beban di dadanya cukup berat kelihatan di wajahnya.


Sebelum ia berkomentar, saya sodor buku kecil A Suryana Sudrajat, bertajuk Politisi Khusyuk dan Politisi Busuk. "Modal sukses agar tidak Goltam," ujar saya singkat. Kini ia yang kecut. Sedikit linglung.


Sebentar lagi pesawat landing. Ia tampaknya mulai khusuk membaca. Semoga ia mendapat sebuah kepastian dari kegamangan dan keraguan atas jalah hidup yang ada, begitu hatiku diam-diam berkata. []abdullahkhusairi@yahoo.com



5 comments:

  1. wah adapula Goltam... apa tak cukup dengan Golput aja? :)

    ReplyDelete
  2. Yah, emang sih Caleg dan CPNS sama banyak peminatnya....

    Jadi bingung. tuh Caleg.. ingin mencari pekerjaan atau mau memperjuangkan rakyat.... Kok rame amat..

    Dari sejumlah teman2 saya yg Nyaleg, hampir semuanya mengatakan-- Nyaleg utk merubah nasib .. dan merubah status

    Kwakakakakaka

    Ini-lah mungkin yg menyebabkan angka golput, diprediksi akan meningkat....

    ReplyDelete
  3. Ala mak Goltam? Hahaha. Hitam memang seksi. makanya perempuan arab pake cadar hitam-hitam haha. Minta email Pak Sutan Zaili dong bro!!

    ReplyDelete
  4. Jika memang Golput itu haram,.... ga ada pilihan selain pindah menjadi goltam,.... :)

    ReplyDelete
  5. golput ataupun goltam adalah hak masyarakat...tidak satupun orang yang bisa memaksakan kehendaknya...inilah yang dinamakan hak diri dari masyarkat...kalau mereka tidak mau memberikan suaranya kepada politisi khusyuk..bersiap2lah mereka mendapatkan politisi busuk......

    ReplyDelete